Beberapa Pengusaha Dan Orang Kaya Tidak Bahagia, Benarkah?

Beberapa Pengusaha Dan Orang Kaya Tidak Bahagia, Benarkah?

by HM. Syaiful M. Maghsri
Beberapa Pengusaha Dan Orang Kaya Tidak Bahagia, Benarkah?

Orang Kaya Tidak Bahagia- Orang tak berpunya acap bergumam: “Kalau saja saya memiliki semuanya, pasti saya kan bahagia. Ada lagi yang berucap: “Kalau saya kaya, saya tak lagi pusing ketika ingin membeli ini-itu. Semuanya ada dalam jangkauan. Yang terpenting ada uang.” Begitulah kurang-lebih pendapat sebagaian orang yang merasa “belum kaya” atau “tidak kaya.” Sebagian orang masih beranggapan bahwa segala sesuatunya akan beres dan terkendali apabila sudah ada limpahan uang di tangan.

Beberapa Pengusaha Dan Orang Kaya Tidak Bahagia, Benarkah?

Sesungguhnya konsep “kaya” itu sangat relatif. Setiap orang memiliki pengertian yang berbeda terhadap istilah “kaya” ini. Ada yang merasa kaya kalau punya kekayaan 10 miliar di bank. Ada yang menyebut dirinya sebagai bagian dari orang-orang kaya jika sudah memiliki 3 mobil pribadi, 3 rumah pribadi, dan (maaf) 3 istri (satu resmi, dua ya ya ya). Yang lain bilang, saya baru merasa kaya kalau saya punya seratus ekor sapi, sawah ladang 80 ha, dan bebek sekandang besar (nggak tahu sebesar apa kandangnya, he he he).

Baca Juga : Cara Berpikir Orang Sukses Itu Seharusnya Begini

Tapi, menurut Anda, setelah “impian” itu tercapai oleh mereka yang ingin kaya itu, benarkah ia bahagia? Betulkah kekayaan yang dimiliki itu serta-merta bakal membuat bahagia? Kalau Anda bilang “ya”, saya bilang sebentar dulu. Ada hasil penelitian yang bertolak belakang dengan pandangan itu.

Beberapa waktu lalu, Kompas (23/12/2012) melaporakan hasil survei Gallup pada tahun 2011. Lembaga riset tersebut mewawancarai hampir 150.000 responden di 148 negara di dunia. Hasilnya, Singapura adalah negara yang penduduknya paling tidak bahagia di dunia. Padahal, kurang apa lagi negara tetangga kita itu? Yang mengejutkan, seperti dimuat Kompas, negara-negara yang masuk 10 besar daftar negara yang penduduknya bahagia bukanlah negara yang kaya dan makmur. Panama, negara yang berada di urutan ke-90 dalam produk domestik bruto per kapita menempati peringkat pertama: penduduknya paling bahagia di dunia. Yang termasuk 10 besar negara yang masyarakatnya bahagia di bawah Panama ialah Paraguay, El Savador, Venezuela, Trinidad-Tobago, Thailand, Guatemala, Filipina, Ekuador, dan Kosta Rika. Indonesia berada berada di urutan ke-19.

Jika dilihat dari data artikel di atas benarlah bahwa masih banyak orang kaya tidak bahagia di dunia ini. Ternyata Untuk memiliki hidup bahagia, tak selamanya uang mampu membelinya.

Artikel Juga : Tips Hidup Bahagia yang Membuat Keluargaku Makin Bahagia

Dominasi negara-begara Amerika Latin pada daftar 10 besar diduga terkait dengan nilai-nilai dasar budaya masyarakat di kawasan ini.a

Masyarakat dari negara-negara yang kaya, ternyata tak (selalu) bahagia. Bahkan, ada kecenderungan mereka merasa tidak bahagia. Mereka tidak bahagia karena tidak bisa menikmati hidup (yang sesungguhnya indah ini, he he he). Rupanya orang-orang kaya dan memiliki karier yang sangat bagus cenderung memandang leisure (kesantaian) itu sebagai sebuah kemalasan yang harus dihindari. Mereka berpandangan bahwa hidup adalah kerja, kerja, dan kerja. Alhasil, mereka tak bisa (baca : tak sempat) menikmati hidup. Kesibukannya dengan pekerjaan menyebabkan mereka selalu dalam keadaan in work hard.

Rupanya kebahagiaan itu tak setali tiga uang dengan kebahagiaan. Banyak orang kaya tidak bahagia walau orang mapan secara finansial belum tentu ia bahagia. Mengapa? Penelitian di atas memberikan gambaran bahwa bahagia atau tidak bahagia itu lebih karena sikap seseorang/masyarakat dalam memandang/menyikapi hidup dan kehidupan. Apakah hidup melulu untuk kerja tanpa boleh menikmati hasil dari kerja keras itu? Kebudayaan setempat memberikan warna pada tingkat kebahagiaan seseorang. Budaya kompetitif yang keras apalagi intimidatif cenderung membawa masyarakat tidak bahagia, bahkan mengundang terjadinya kasus bunuh diri. Sebaliknya, kehidupan yang berkombinasi berimbang antara kerja dan kemampuan menikmati hasil, cenderung membuat orang bahagia.

Nah, sudahkah kita (merasa) hidup berbahagia?

Dari Berbagai Sumber

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

Bagikan artikel dan komentar terbaik Anda untuk inspirasi dan motivasi bagi banyak orang

Related Articles